Pages

Kamis, 11 Desember 2014

Lembah Anai Padang Panjang


Melintaslah akhir pekan ini di tepi jalan Bukittinggi-Padang. Kta akan menemui sebuah air terjun indah, bagian dari Cagar Alam Lembah Anai. Jembatan kereta peninggalan Belanda mempercantik pemandangan di sana.

Cagar Alam Lembah Anai merupakan salah satu kawasan hutan lindung yang terdapat di Sumatera Barat. Kawasan ini memiliki hamparan hutan hujan tropis yang lebat dengan aneka ragam jenis flora dan fauna. Hutan yang terletak di jalan raya Padang—Bukittinggi, tepatnya melintasi Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Padang Pariaman.

Kawasan hutan ini ditetapkan sebagai kawasan konservasi cagar alam, semenjak pemerintahan Kolonial Belanda tahun 1922. Saat itu, kawasan yang ditetapkan sebagai cagar alam mencakup areal seluas 221 ha dan masih dipertahankan hingga sekarang.

Walaupun penetapan hutan Lembah Anai menjadi kawasan cagar alam sudah cukup lama, tetapi keberadaannya boleh dikatakan kurang dikenal. Hal ini disebabkan karena kurangnya sosialisasi dan promosi yang dilakukan oleh pemerintah daerah setempat. Di samping itu, daya tarik objek wisata Air Terjun Lembah Anai lebih banyak dikenal dari pada Cagar Alam Lembah Anai.

Sebenarnya di dalam Cagar Alam Lembah Anai banyak pesona yang bisa diperoleh, mulai dari keindahan alam hingga kekayaan flora dan fauna langka.

Keindahan alam yang dapat disaksikan yaitu, tiga air terjun dan satu telaga yang airnya berwarna kebiru-biruan. Ketiga air terjun tersebut terletak di bagian barat Cagar Alam Lembah Anai.

Air terjun yang menjadi ikon Lembah Anai bahkan Sumatera Barat adalah yang terletak di pinggir jalan lintas tersebut, dan dikenal sebagai Air Terjun Lembah Anai.

Sementara dua air terjun lainnya tertutup oleh lebatnya hutan, sehingga belum banyak dikenal oleh wisatawan. Bagi para wisatawan yang ingin menyaksikan dua air terjun tersebut, dapat menempuh perjalanan sekitar 15 menit dari lokasi Air Terjun Lembah Anai.

Para pelancong yang penasaran dengan keindahan panorama telaga juga dapat menyaksikannya dengan menempuh perjalanan sekitar 15 menit dari tepi jalan raya.

Namun demikian, meski tak sempat menelusuri hutan lindung Lembah Anai, wisatawan bisa menikmati pesona yang ada di luar yang terlihat dari jalan raya. Selain Air Terjun Lembah Anai yang menerobos bukit-bukit terjal dan jatuh tepat di sisi jalan yang menjadi pemandangan yang memanjakan mata.

Dari sisi jalan raya dapat pula kita lihat air Sungai Batang Anai yang mengalir dari Gunung Singgalang di sisi utara, dan anak-anak sungai dari Gunung Marapi. Pemandangan Lembah Anai sungguh memikat. Tak sulit menemukan pohon dengan batangnya yang sebesar lingkaran sumur. Akar-akar pohon yang menjuntai bisa kita nikmati di depan mata.

Di tengah rimbun pohon dan jalan yang berliku-liku, kita akan melihat pula rel kereta membentang di antara bukit, tepat di atas jalan. Sangat menarik dan mempesona. Kontur jembatan rel kereta api di Lembah Anai akan mengingatkan kita pada jembatan yang sama di Purwakarta, Jawa Barat, jika kita melintasi jalan tol Cipularang.

Ada beberapa jembatan kereta di Lembah Anai, salah satunya jembatan plat baja sepanjang 50 meter yang sangat tinggi karena harus melintasi kawasan hutan Lembah Anai dan Sungai Batang Anai yang ada di bawahnya. Meski kurang terurus karena sudah tidak dipakai, jalur kereta ini masih utuh bentuk fisiknya. Kabarnya, jalur kereta di Lembah Anai ini akan direvitalisasi. Semoga saja segera terealisasi.

Jika berkunjung ke Lembah Anai, sebaiknya jangan ketika musim hujan. Kata orang Minang, Sungai Batang Anai itu temperamental. Meskipun cantik ditatap mata, tapi sangat ganas kalau sudah marah.

Bila hujan lebat tiba, airnya bukan saja meluap luber ke jalan, tapi juga merobohkan tembok jika kekuatannya sedang maksimal. Jadi, jangan heran jika lalu lintas di jalur ini tiba-tiba macet berkilo-kilo jika Sungai Batang Anai sedang marah.

Jadi, jika berniat melintasi dan menikmati Lembah Anai, datanglah ketika cuaca bersahabat.

Lembah Harau

  

Lembah Harau adalah sebuah ngarai dekat kota Payakumbuh di kabupaten Limapuluh Koto, provinsi Sumatera Barat. Lembah Harau diapit dua bukit cadas terjal dengan ketinggian mencapai 150 meter. Lembah Harau .dilingkungi batu pasir yang terjal berwarna-warni, dengan ketinggian 100 sampai 500 meter. Topografi Cagar Alam Harau adalah berbukit-bukit dan bergelombang. Tinggi dari permukaan laut adalah 500 sampai 850 meter, bukit tersebut antara lain adalah Bukit Air Putih, Bukit Jambu, Bukit Singkarak dan Bukit Tarantang. Berjalan menuju Lembah Harau amat menyenangkan. Dengan udara yang masih segar, Anda bisa melihat keindahan alam sekitarnya. Tebing-tebing granit yang menjulang tinggi dengan bentuknya yang unik mengelilingi lembah. Tebing-tebing granit yang terjal ini mempunyai ketinggian 80 m hingga 300 m. Dari mulai saat memasuki

    Lembah Harau , kita akan menemukan banyak keindahan yang memukau sepanjang jalan . Sangatlah cocok kalau sebagian pemanjat yang telah mengunjungi tempat ini memberi julukan Yosemite nya Indonesia. Tempat ini sudah lama menarik perhatian orang. Sebuah monumen peninggalan Belanda yang terletak di kaki air terjun Sarasah Bunta merupakan bukti bahwa Lembah Harau sudah sering dikunjungi orang sejak 1926. Menyaksikan hamparan sawah yang indah, itu hal yang sudah biasa. Namun, jika hamparan sawah itu diapit oleh tebing tebing tegak lurus menjulang setinggi sekitar 150 meter hingga 200 meter, orang pasti akan berdecak kagum. Pemandangan itu bisa dilihat di Lembah Harau, Keindahan masih bertebaran di dataran tingginya. Di sana ada cagar alam dan suaka margasatwa. Lembah Harau seluas 270,5 hektare. Tempat ini ditetapkan sebagai cagar alam sejak 10 Januari 1993. Di cagar alam dan suaka margasatwa Lembah Harau ter terdapat berbagai spesies tanaman hutan hujan tropis dataran tinggi yang dilindungi, plus sejumlah binatang langka asli Sumatera. Monyet ekor panjang (Macaca fascirulatis) merupakan hewan yang acap terlihat di kawasan ini. Kawasan Obyek wisata Lembah Harau ini terdiri dari 3 (tiga) kawasan : Resort Aka Barayu, Resort Sarasah Bunta, dan Resort Rimbo Piobang . Pada resort Aka Barayun yang memiliki keindahan air terjun yang mempunyai kolam renang, yang memberikan nuansa alam yang asri juga berpotensi untuk pengembangan olah raga panjat tebing karena memiliki bukit batu yang terjal dan juga mempunyai lokasi yang bisa memantulkan suara (echo). Disini juga terdapat fasiltas penginapan berupa homestay yang bisa dimanfaatkan wisatawan yang ingin menginap lengkap dengan fasilitasnya. Resort Sarasah Bunta terletak disebelah timur Aka Barayun, memeliki 4( empat) air terjun (sarasah Aie Luluih, Sarasah Bunta, Sarasah Murai dan sarasah Aie Angek ) dengan telaga dan pemandangan yang indah seperti ; Sarasah Aie Luluih, dimana pada sarasah ini air yang mengalir melewati dinding batu dan dibawahnya mempunyai kolam tempat mandi alami yang asri. Sarasah Bunta dimana sarasah ini mempunyai air terjunnya yang berunta-unta indah seperti bidadari yang sedang mandi apabila terpancar sinar matahari siang sehingga dinamakan “Sarasah Bunta”. Sarasah Murai , pada sarasah ini sering pada siangnya burung murai mandi sambil memadu kasih sehingga masyarakat menamakan “Sarasah Murai “. Pada Sarasah Aie Angek belum banyak dikunjungi wisatawan, airnya agak panas berada arah keutara dari “Sarasah Murai”.Pada Resort Rimbo Piobang sampai akhir tahun 2009 belum berkembang karena direncanakan untuk Taman Safari.

Pemandangan Danau Maninjau yang Menawan dari Puncak Lawang

    Pulau Sumatra kurang mendapat perhatian terutama untuk sektor kawasan wisata. Padahal pulau Andalas ini tidak kalah dengan Pulau Jawa dan juga Bali yang sering dikunjungi oleh para wisatawan. Praktis hanya Danau Toba saja yang sering disebut oleh orang-orang jika bertanya kawasan wisata di pulau Sumatra tersebut. Namun masih ada tempat wisata dan obyek wisata lainnya yang bisa dikunjungi. Salah satunya adalah Puncak Lawang yang terletak di Kabupaten Agam di propinsi Sumatra Barat. Di kawasan wisata ini, terdapat pemandangan alam yang bisa di saksikan melalui obyek wisata perbukitan tersebut.

Arena Pemandangan Two-In-One
    Puncak Lawang menyajikan pemandangan alam yang luar biasa. Berada di puncak Bukit Lawang, anda seolah-olah berada di atas awan. Bagaimana tidak, jika melihat ke atas, mata anda hanya tertumpu kepada langit biru, sementara ketika melihat ke bawah, pandangan anda akan tertumpu kepada hamparan Danau Maninjau. Dari sini, anda bisa melihat view Danau Maninjau secara komplit, termasuk perbukitan yang seolah-olah mengelilingi danau dan kawasan pemukiman penduduk yang terlihat seolah-olah persis di tepian danau. 

Di puncak dari taman nasional ini memang masih bernuansakan pemandangan serta kawasan yang hijau dan asri. Dari sini, anda juga bisa menikmati pemandangan laut Tiku dengan bebas yang memancarkan keindahan yang luar biasa. Apalagi di puncak tersebut terdapat penginapan yang terbuat dari kayu yang akan semakin membuat suasana di Puncak Lawang ini lebih menarik.

Wisata Uji Nyali di Puncak Lawang
     Ada banyak kegiatan yang bisa dilakukan di kawasan wisata tersebut. Selain menikmati pemandangan di sekitar kawasan wisata tersebut, kegiatan paralayang juga menjadi salah satu kegiatan favorit di puncak Bukit Lawang. Memang, kebanyakan pengunjung, khususnya pria, datang ke bukit ini untuk menguji nyali lewat paralayang.

Paralayang di sekitar puncak lawang menjadi salah satu olah raga yang menyenangkan. Terbang menggunakan paralayang sembari melihat pemandangan di sekitar Danau Maninjau dan juga beberapa daerah di bawahnya tentu tidak bisa dilupakan seumur hidup. Dan kawasan wisata ini memang sudah menjadi langganan bagi para pecinta dunia paralayang tersebut.

 

Blogger news

Blogroll

About